
Den Badhak yoo lek nyetir ! seru perempuan itu.
Kemarahanya padaku membuat kayuhanku semakin lambat aku berusaha agar tidak berhenti supaya dia selalu dibelakangku, mendengear setiap omelannya merupakan nyanyian yang indah di telingaku suara tawanya menenangkan hati dan jiwaku. Sebuah ontel yang menjadi penghubung antara dia dan aku, setiap kali melewati tanjakan kucoba bunyikan bel dan setiap kali bel berbunyi senyuman mengalir pada bibirnya. senyuman yang tidak mungkin pernah bisa kulupakan. setiap kali orang berpapasan dengan kami meraka menganggap kami seperti pasangan serasi tempo dulu dan aku menganggapnya lebih dari itu. Aku seperti masuk dalam film india diamana setiap kayuhan kakiku melantunkan melodi melodi indah nan mesra dengannya. Sebuah peristiwa menyenangkan dengannya sebuah Ingatan tentang Ontel Cinta Tempoe Doloe……